Revolusi sosial merupakan suatu doktrin diktator
proletariat Trotskyisme yang berasal dari Leon
Trotsky yang
juga dikenal sebagai paham dari Komunis
Internasional keempat terhadap struktur kelas serta
penciptaan aturan-aturan sosial
yang baru. Dalam suatu pergolakan, maka akan terbuka suatu zaman baru dalam
kehidupan masyarakat dikarenakan terjadinya transformasi yang luas dan
fundamental.
Ciri-ciri
Revolusi sosial berlangsung secara
besar-besaran dan tiba-tiba dengan menggunakan kekerasan.Pemberontakan yang
ditandai oleh perubahan penguasa tanpa ada perubahan sistem kelas
sosial atau distribusi kekuasaan
dan pendapatan di kalangan kelompok masyarakat tidak termasuk ke dalam revolusi
sosial.Para orang revolusioner menentang pengikut gerakan reformasi,
karenan orang-orang ini berkeyakinan bahwa reformasi yang berarti tidak mungkin
tercipta bilamana sistem sosial yang ada tetap
berlaku. Mereka berpandangan bahwa perubahan mendasar hanya mungkin terlaksana
bila sistem sosial yang berlangsung dapat diganti dan kaum elit disingkirkan.
Penyingkiran kaum elit seringkali dilaksanakan dengan cara menghukum atau
mengasingkan mereka.Pada kebanyakan revolusi,
beberapa kelompok bersatu untuk meruntuhkan rezim penguasa.Setelah itu
terjadilah persaingan
sengit antar-kelompok untuk memperebutkan kekuasaan.
Salah satu bentuk tindakan revolusi sosial yang
dilakukan adalah terorisme. Terorisme termasuk ke dalam pergerakan revolusi
yang menggunakan taktik pengeboman. penculikan, penyekapan, pembajakan
dan pembunuhan.
Penyebab
revolusi sosial
Skopcol (1979), Taylor (1984), dan Goldstone (1986) merumuskan alasan-alasan
terjadinya sebuah revolusi sosial.
- Pertama, dikarenakan adanya kekuatan politik yang sangat terpusat pada negara, maka para bermunculan kaum petinggi pemerintahan yang sentralistis, misalnya sistem monarki Perancis sebelum tahun 1789, masa kekuasaan Tsar Rusia sebelum 1917 dan rezim Kuomintang di Cina sebelum 1949. Sistem ini menimbulkan kemarahan dan serangan kolektif.
- Kedua, aliansi militer dengan rezim yang mapan diperlemah, sehingga militer tidak lagi dapat menjadi sarana yang diandalkan untuk menghancurkan kekacauan domestik.
- Ketiga, krisis politik terjadi dan membuat rezim yang ada menjadi tidak berdaya sehingga berujung pada kejatuhannya. Krisis ini diakibatkan lagi akan jatuhnnya militer. Contohnya adalah kekalahan Cina oleh Jepang dalam Perang Dunia II.
- Keempat, lapisan penting masyarakat dikerahkan untuk melakukan pemberontakan yang membawa kaum elit baru naik ke atas kursi kekuasaan. Revolusi kaum petani biasanya berasal dari pengambilalihan tanah oleh tuan tanah, peningkatan secara mencolok pajak atau sewa tanah atau karena masalah kelaparan. Pemberontakan-pemberontakan masyarakat urban umumnya dipicu oleh naiknya harga bahan-bahan konsumsi dan tingginya angka pengangguran.
Hubungannya
dengan perubahan sosial
Suatu perubahan sosial dan
kebudayaan dapat pula bersumber pada sebab-sebab yang berasal dari luar
masyarakat itu sendiri.
Lingkungan
alam fisik
Terjadinya berbagai bencana
alam menyebabkan masyarakat yang mendiami daerah-daerah itu terpaksa harus
meninggalkan tempat tinggalnya. Apabila mereka mendiami tempat yang baru,
mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam yang baru yang akan
mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga organisasi
mereka. Penyebab yang bersumber pada lingkungan alam fisik
kadang-kadang ditimbulkan oleh tindakan masyarakat itu sendiri.
Perang
Peperangan
dengan negara lain memicu perubahan-perubahan karena negara yang menang akan
memaksakan kebudayaannya pada negara yang kalah. Setelah Perang
Dunia II banyak negara yang kalah mengalami perubahan dalam lembaga
kemasyarakatannya, contohnya Jerman dan Jepang.
Kebudayaan
masyarakat lain
Kebudayan yang disebarkan oleh bangsa lain dapat
mengakibatkan revolusiHubungan
yang dilakukan secara fisik antara dua kelompok masyarakat mempunyai
kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal balik, yakni masing-masing
masyarakat dapat memengaruhi masyarakat lainnya. Apabila pengaruh dari
masyarakat tersebut diterima tidak karena paksaan, hasilnya dinamakan demonstration effect.Proses
penerimaan pengaruh kebudayaan asing di dalam antropologi budaya dinamakan akulturasi.
Apabila salah satu dari 2 kebudayaan yang bertemu mempunyai taraf teknologi
yang lebih tinggi, maka yang terjadi adalah proses imitasi, yaitu
peniruan terhadap unsur-unsur kebudayaan lain.
Tujuan
Setiap masyarakat atau kelompok yang
melakukan revolusi memiliki komponen yang berbeda-beda, yakni ideologi, program
atau pencapaian tujugan, taktik untuk memilih program atau pemimpin.
Ideologi
Ideologi dari
sebuah pergerakan menyuarakan dan membela kepentingan.Beberapa pergerakan sosial
melingkupi suatu variasi kelompok dan pandangan bahwa tidak ada nilai dan
kepercayaan yang sejenis dan konsisten yang dapat ditunjukkan sebagai ideologi.
Contohnya adalah pergerakan feminis yang memperjuangkan kesetaraan kaum wanita
dengan laki-laki.
Tujuan
Banyak pergerakan sosial harus
mencapai tujuan yang spesifik yang bisa
menjadi basis para anggota serta pemimpinnya. Contohnya, pergerakan para petani umumnya
menuntut keadilan sosial. Pergerakan hak
asasi manusia dimotivasikan oleh pandangan kesetaraan (ideology of
quality).
Taktik
Untuk mencapai tujuan pergerakannya,
sebuah kelompok harus menyusun taktik. Pergerakan revolusi menggunakan bentuk yang paling
drastis dengan aksi secara langsung untuk mencapai tujuan mereka. Mereka seringkali mengorganisasikan
pendukung dalam kelompok gerilya dan seringkali melakukan aksi teror. Hal ini dimaksudkan
untuk mengacaukan struktur sosial dan memaksa para otoritas untuk menggunakan
penekanan yang akan menggerakkan opini publik melawan pemerintah.
Kepemimpinan
Gaya-gaya kepemimpinan
berbeda dalam berbagai bentuk pergerakan. Beberapa pemimpin memiliki figur karismatik
dan dianggap orang-orang yang luar biasa, dengan pemahaman yang sangat banyak
mengenai situasi kontemporer, akar sejarahnya dan kemungkinan di masa depan
serta bagaimana cara mencapainya.Pemimpin dengan karisma menggunakan magnetisme
personal untuk menarik banyak pengikut, menuntun pergerakan mereka melewati
krisis.
Referensi
2.
^ John G. Wright, "Trotsky's
Struggle for the Fourth International", Fourth International,
August 1946.
3.
^ a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
Rafael Raga, Maran (Februari 2001). Pengantar Sosilogi Politik, Suatu
Pemikiran dan Penerapan. PT Rineka Cipta, Jakarta. ISBN 979-518-437-7.
5.
^ a
b
Kendall; Linden & Murray (2000). Sociology in our times. Nelson
Thomson Learning, Ontario. ISBN 0--17-616679-3.
6.
^ a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
Seokanto, Soerjono
(2009). Sosiologi, suatu pengantar. PT RajaGrafindo, Persada Jakarta. ISBN
979-421-009-9.
7.
^ a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
Rose; Glazer & Glazer (1982). Sociology, Inquiring into Society.
St.Martin's, Press New York. ISBN 0-312-73984-2.