Selasa, 14 Mei 2013

bentuk revolusi yang terjadi pada budaya


Revolusi sosial merupakan suatu doktrin diktator proletariat Trotskyisme yang berasal dari Leon Trotsky yang juga dikenal sebagai paham dari Komunis Internasional keempat terhadap struktur kelas serta penciptaan aturan-aturan sosial yang baru. Dalam suatu pergolakan, maka akan terbuka suatu zaman baru dalam kehidupan masyarakat dikarenakan terjadinya transformasi yang luas dan fundamental.

Ciri-ciri
Revolusi sosial berlangsung secara besar-besaran dan tiba-tiba dengan menggunakan kekerasan.Pemberontakan yang ditandai oleh perubahan penguasa tanpa ada perubahan sistem kelas sosial atau distribusi kekuasaan dan pendapatan di kalangan kelompok masyarakat tidak termasuk ke dalam revolusi sosial.Para orang revolusioner menentang pengikut gerakan reformasi, karenan orang-orang ini berkeyakinan bahwa reformasi yang berarti tidak mungkin tercipta bilamana sistem sosial yang ada tetap berlaku. Mereka berpandangan bahwa perubahan mendasar hanya mungkin terlaksana bila sistem sosial yang berlangsung dapat diganti dan kaum elit disingkirkan. Penyingkiran kaum elit seringkali dilaksanakan dengan cara menghukum atau mengasingkan mereka.Pada kebanyakan revolusi, beberapa kelompok bersatu untuk meruntuhkan rezim penguasa.Setelah itu terjadilah persaingan sengit antar-kelompok untuk memperebutkan kekuasaan.
Salah satu bentuk tindakan revolusi sosial yang dilakukan adalah terorisme. Terorisme termasuk ke dalam pergerakan revolusi yang menggunakan taktik pengeboman. penculikan, penyekapan, pembajakan dan pembunuhan.
Penyebab revolusi sosial
Skopcol (1979), Taylor (1984), dan Goldstone (1986) merumuskan alasan-alasan terjadinya sebuah revolusi sosial.
  • Pertama, dikarenakan adanya kekuatan politik yang sangat terpusat pada negara, maka para bermunculan kaum petinggi pemerintahan yang sentralistis, misalnya sistem monarki Perancis sebelum tahun 1789, masa kekuasaan Tsar Rusia sebelum 1917 dan rezim Kuomintang di Cina sebelum 1949. Sistem ini menimbulkan kemarahan dan serangan kolektif.
  • Kedua, aliansi militer dengan rezim yang mapan diperlemah, sehingga militer tidak lagi dapat menjadi sarana yang diandalkan untuk menghancurkan kekacauan domestik.
  • Ketiga, krisis politik terjadi dan membuat rezim yang ada menjadi tidak berdaya sehingga berujung pada kejatuhannya. Krisis ini diakibatkan lagi akan jatuhnnya militer. Contohnya adalah kekalahan Cina oleh Jepang dalam Perang Dunia II.
  • Keempat, lapisan penting masyarakat dikerahkan untuk melakukan pemberontakan yang membawa kaum elit baru naik ke atas kursi kekuasaan. Revolusi kaum petani biasanya berasal dari pengambilalihan tanah oleh tuan tanah, peningkatan secara mencolok pajak atau sewa tanah atau karena masalah kelaparan. Pemberontakan-pemberontakan masyarakat urban umumnya dipicu oleh naiknya harga bahan-bahan konsumsi dan tingginya angka pengangguran.
Hubungannya dengan perubahan sosial
Suatu perubahan sosial dan kebudayaan dapat pula bersumber pada sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri.
Lingkungan alam fisik
Terjadinya berbagai bencana alam menyebabkan masyarakat yang mendiami daerah-daerah itu terpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya. Apabila mereka mendiami tempat yang baru, mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam yang baru yang akan mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga organisasi mereka. Penyebab yang bersumber pada lingkungan alam fisik kadang-kadang ditimbulkan oleh tindakan masyarakat itu sendiri.
Perang
Peperangan dengan negara lain memicu perubahan-perubahan karena negara yang menang akan memaksakan kebudayaannya pada negara yang kalah. Setelah Perang Dunia II banyak negara yang kalah mengalami perubahan dalam lembaga kemasyarakatannya, contohnya Jerman dan Jepang.
Kebudayaan masyarakat lain
Kebudayan yang disebarkan oleh bangsa lain dapat mengakibatkan revolusiHubungan yang dilakukan secara fisik antara dua kelompok masyarakat mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal balik, yakni masing-masing masyarakat dapat memengaruhi masyarakat lainnya. Apabila pengaruh dari masyarakat tersebut diterima tidak karena paksaan, hasilnya dinamakan demonstration effect.Proses penerimaan pengaruh kebudayaan asing di dalam antropologi budaya dinamakan akulturasi. Apabila salah satu dari 2 kebudayaan yang bertemu mempunyai taraf teknologi yang lebih tinggi, maka yang terjadi adalah proses imitasi, yaitu peniruan terhadap unsur-unsur kebudayaan lain.
Tujuan
Setiap masyarakat atau kelompok yang melakukan revolusi memiliki komponen yang berbeda-beda, yakni ideologi, program atau pencapaian tujugan, taktik untuk memilih program atau pemimpin.
Ideologi
Ideologi dari sebuah pergerakan menyuarakan dan membela kepentingan.Beberapa pergerakan sosial melingkupi suatu variasi kelompok dan pandangan bahwa tidak ada nilai dan kepercayaan yang sejenis dan konsisten yang dapat ditunjukkan sebagai ideologi. Contohnya adalah pergerakan feminis yang memperjuangkan kesetaraan kaum wanita dengan laki-laki.
Tujuan
Banyak pergerakan sosial harus mencapai tujuan yang spesifik yang bisa menjadi basis para anggota serta pemimpinnya. Contohnya, pergerakan para petani umumnya menuntut keadilan sosial. Pergerakan hak asasi manusia dimotivasikan oleh pandangan kesetaraan (ideology of quality).
Taktik
Untuk mencapai tujuan pergerakannya, sebuah kelompok harus menyusun taktik. Pergerakan revolusi menggunakan bentuk yang paling drastis dengan aksi secara langsung untuk mencapai tujuan mereka. Mereka seringkali mengorganisasikan pendukung dalam kelompok gerilya dan seringkali melakukan aksi teror. Hal ini dimaksudkan untuk mengacaukan struktur sosial dan memaksa para otoritas untuk menggunakan penekanan yang akan menggerakkan opini publik melawan pemerintah.
Kepemimpinan
Gaya-gaya kepemimpinan berbeda dalam berbagai bentuk pergerakan. Beberapa pemimpin memiliki figur karismatik dan dianggap orang-orang yang luar biasa, dengan pemahaman yang sangat banyak mengenai situasi kontemporer, akar sejarahnya dan kemungkinan di masa depan serta bagaimana cara mencapainya.Pemimpin dengan karisma menggunakan magnetisme personal untuk menarik banyak pengikut, menuntun pergerakan mereka melewati krisis.

Referensi
1.      ^ Trotsky, Leon (1970). My life: an attempt at an autobiography. Pathfinder Press. p. 602.
2.      ^ John G. Wright, "Trotsky's Struggle for the Fourth International", Fourth International, August 1946.
3.      ^ a b c d e f g h i j k Rafael Raga, Maran (Februari 2001). Pengantar Sosilogi Politik, Suatu Pemikiran dan Penerapan. PT Rineka Cipta, Jakarta. ISBN 979-518-437-7.
4.      ^ a b c d e f g Horton, Paul B (1984). Sosiologi, Edisi Keenam. Erlangga. ISBN 65-01-007-6.
5.      ^ a b Kendall; Linden & Murray (2000). Sociology in our times. Nelson Thomson Learning, Ontario. ISBN 0--17-616679-3.
6.      ^ a b c d e f g h i j k Seokanto, Soerjono (2009). Sosiologi, suatu pengantar. PT RajaGrafindo, Persada Jakarta. ISBN 979-421-009-9.
7.      ^ a b c d e f g h i j k l Rose; Glazer & Glazer (1982). Sociology, Inquiring into Society. St.Martin's, Press New York. ISBN 0-312-73984-2.

Senin, 13 Mei 2013

bentuk evolusi budaya

BENTUK EVOLUSI MANUSIA DI MASA DEPAN KIRA-KIRA BAKAL MENJADI SEPERTI APA YAHH??

 

BENTUK EVOLUSI MANUSIA DI MASA DEPAN  
KIRA-KIRA BAKAL MENJADI SEPERTI APA YAHH??

Charles Darwin?? Semua pasti tahu dengan nama yang satu ini.. yaa dia adalah seorang yang terkenal dengan teori evolusinya dimana teori tersebut menjelaskan bagaimana tubuh manusia berevolusi mulai dari awal terciptanya hingga sekarang ini.. tetapi pada catatan saya kali ini saya tidak akan membahas mengenai evolusi ala Darwin  namun lebih tepatnya kemungkinan evolusi yang bisa terjadi di masa depan yang waktunya ratusan ribu tahun sampai jutaan tahun lagi..kira-kira bakal menjadi seperti apa yaa?  Apakah bentuk wajah keturunan atau cicit-cicit saya nanti akan lebih cantik atau mungkin sosoknya malah aneh dan menyeramkan ala alien..?? hii seram juga ya >,

         Sudah banyak para ilmuan yang atau bahkan orang awam sekalipun yang menerka-nerka bagaimana bentuk tubuh manusia di masa depan. Kemajuan transportasi dan teknologi informasi mulai menimbulkan efek bagi ras manusia. Batas-batas geografis yang dahulunya mengakibatkan beragam ras manusia mulai tidak relevan. Manusia bergerak tanpa batasan Negara untuk mencapai penghidupan, jodoh, maupun tempat tinggal. Tak ada lagi isolasi budaya dan fisik. Puncak proses ini adalah memusatnya budaya dunia menjadi satu atau dua jenis saja.
Berikut adalah gambaran fisik tubuh manusia yang diprediksi oleh para ahli dalam 1000 tahun dari sekarang, seperti dilansir Thesun, Sabtu (6/10/2012): 

1. Manusia akan menjadi lebih tinggi, sekitar 180-210 cm, karena faktor gizi yang lebih baik dan kemajuan ilmu kedokteran. Osteopath Garry Trainer, dari London, mengatakan bahwa tinggi rata-rata orang Amerika adalah sekitar 1inci lebih tinggi dari tahun 1960 lalu.
2. Usus menjadi lebih pendek sehingga tidak menyerap lebih banyak lemak dan gula. "Ini adalah cara alami untuk mencegah kegemukan," ujar dokter gigi Dr Philip Stemmer.
3. Lengan dan jari lebih panjang untuk mengurangi kebutuhan mencapai ujung terlalu jauh. Saraf di tangan dan jari-jari akan meningkat karena penggunaan perangkat yang lebih besar seperti iPhone yang membutuhkan koordinasi mata-tangan yang kompleks.
4. Ukuran otak menjadi lebih kecil karena tugas menghafal dan berpikir lebih banyak dilakukan oleh komputer.

5. Mata akan semakin besar untuk mengkompensasi mulut yang semakin kecil. "Komunikasi akan bergantung pada ekspresi wajah dan gerakan mata," ujar Cary Cooper dari Lancaster University.
6. Dokter gigi Dr Stemmer juga berpikir manusia 1000 tahun mendatang akan memiliki gigi lebih sedikit karena makanan semakin lembut sehingga tidak banyak mengunyah dan menggigit. "Kita bahkan bisa mendapatkan nutrisi dari cairan atau pil di masa depan, yang bisa berarti gigi semakin kurang dan rahang surut," ujarnya.
7. Memiliki dagu quadruple. "Tubuh kita dirancang untuk makan lebih sedikit dan menggunakan energi lebih dari gaya hidup modern yang dibutuhkan," kata Rajiv Grover, konsultan ahli bedah plastik.
8. Setiap orang akan memiliki bentuk hidung yang sama karena iklim kurang berpengaruh. Pengkondisian udara sudah bergantung pada AC atau pemanas sentral.
9. Penggunaan pemanas dan pakaian hangat membuat manusia masa depan memiliki rambut yang sedikit atau botak, tapi akan ada lebih banyak keriput akibat terlalu sering menggunakan perangkat elektronik.
10. Leher kalkun kendor karena ektra matahari akan menyebabkan kulit kendor dan kelopak. Dan akan ada kulit yang lebih gelap karena orang bergerak mengelilingi planet dan terjadi percampuran ras.

          

Selasa, 07 Mei 2013

MANIFESTASI JENDER DALAM TRANSFORMASI SOSIAL BUDAYA



MANIFESTASI JENDER DALAM TRANSFORMASI SOSIAL BUDAYA
Jender dalam pembangunan
Peningkatan peranan wanita dalam program-program penyuluhan dan pendidikan sebagaimana telah diagendakan dalam Peningkatan Akses Wanita terhadap Bidang Pendidikan pada Konferensi Dunia V tentang wanita (1995:42) merupakan salah satu kebijakan  pemerintah dalam upaya mensejajarkan kaum wanita dengan pria diselluruh aspek kehidupan, termasuk di bidang social, ekonomi dan budaya. Berkat dari meruncingnya persoalan yang semakin sulit diurai tersebuit pemerintahan menaruh harapan besar dari dukungan masyarakat Indonesia secara keseluruhan dan utamanya keterlibatan dan perananan serta kaum wanita untuk menyiapkan putra-putri terbaik bangsa menjadi SDM(Sumber Daya Manusia)yang handal,tangguh,terampil, dan mumpuni. Pengambilan kebijakan pemerintah tersebut,sebagaimana telah ditetapkan pada Pelita VI dinyatakan  bahwa program peningkatan wanita dalam pembangunan bersifat lintas bidang dan lintas sektronal dan dilaksanakan secara operasional oleh departemen dan lembaga pemerintah non departemen beserta instansi terkait lainnya. Oleh karena itu GBHN 1993 dinyatakan secara tegas bahwa pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) telah menetapkan wanita sebagai mitra sejajar  dengan dengan pria. 
Menggaris bawahi esensi kemitrasejajaran  wanita dengan pria sebagaimana  diatas masyarakat  internasional dan masyarakat sipil, termasuk organisasi pemerintahan dan sector swasta yang didalamnya terlibat pada pemerhati dan peneliti  terhadap  wanita, dihimbau untuk mengambil tindakan strategis  dibidang-bidang penting, antara lain :
1.      Ketidak samaan dan kekurangan  serta akses yang tidak sama terhadap pendidikan dan pelatihan
2.      Kurangnya rasa hormat dan kurangnya upaya  untuk memajukan dan melindungi  hak-hak kaum wanita
3.      Ketidaksamaan antara pria dan wanita dalam pembagian kekuasaan dan pembuat keputusan  disetiap tingkat kehidupan (laporan  konferensi Dunia UV tentang wanita tahun 1995:24)
Melalui penelitiannya  berjudul Peran serta  Wanita Jawa Timur dalam pembangunan  Manusia  Indonesia Seutuhnya (1995:31)  dapat dilaporkan bahwa peranan wanita jawa timur edalam pembangunan manusia indonesia seutuhnya sudah cukup mantap.  Wujud ckonkret dari partisipasi  kaum wanita tersebut adalah aktif dalam membimbing dan mengasuh anak, meningkatkan kehidupan beragama dalam berkeluarga, terlibat dalam kegiatan social ,  serta ikut membantu menambah penghasilan keluarga tanpa harus meninggalkan tugas-tugas rumah tanggal. Jadi kaum wanita sebagai anggota  keluarga minimal berpartisipasi dalam pelaksanaan Program Wajar 9 tahun dalam hal membimbing anak-anak dalam belajar dirumah.
Dari penelitian Hartini Rahardjo (1994:73) disimpulkan  bahwa profil kehidupan wanita nelayan yang terkait dengan perranan dalam keluarga pada umumnya disamping  bekerja mengurus rumah tangga, juga mencari nafkah. Pada tingkat yang umum  meski pun penghasilan mereka dapat dikatakan sangat pas-pasan, tapi mereka menyisihkan sebagian dari pendapatannya untuk menabung.  Dalam kaitannya dengan pengembangan partisipasi kaum wanita pedesaan terhadap pembangunan social dapat di rujuk pada hasil penelitian Rahim (1994:110), bahwa pola partisipasi kaum wanita pedesaan dalam pembangunan infrastruktur  social berbentuk linear positif.
Dilihat dari  partisipasi penduduk wanita menurut Laporan Tahun BPS(1994:40) pada hakikatnya tidak jauh berbeda dengan pria. Hal demikian menunjukan bahwa program pemerintah dalam meningkatkan peranan wanita dibidang pendidikan sudah mulai menampakan hasil. Namun demikian, lanjutnya masih diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan partisipasi kaum wanita dibidang pendidikan sehingga ketertinggalan dengan pria semakin mengecil. Akan tetapi dari laporan BPS tersebut belum dideklarasikan secara lengkap akses, partisipasi, dan control kaum wanita terhadap bidang-bidang social ekonomi dan budaya, termasuk kehidupan agama (Islam) secara lengkap dan menyeluruh.
Jender dalam Pandangan Gerakan Transformasi social
Konsep jender menggambarkan bahwa perbedaan kaum laki-laki dan perempuan tidaklah sekedar biologi,  namun melalui proses social dan cultural. Oleh karena itu, juender mengalami perubahan waktu, tempat, dan bahkan dari kelas ke kelas. Bandingkan dengan jenis kelamin yang secara biologis akan tetap dan tidak akan berubah.  Jika dikaji lebih jauh perbedaan jender pada fase berikutnya melahirkan peran jender. Kalo secara biologis(baca: kodrat) kaum perempuan identik dengan organ reproduksi bisa hamil, melahirkan, menyusui, dan peran jender sebagai perawat, pengasuh dan pendidik anak sesungguhnya tidak ada masalah. Dan oleh karenanya hal demikian tidak perlu untuk digugat. Yang menjadi persoalan kemudian adalah peran jender tersebut dilihat dari perspektif proses social dan cultural dalam kehidupan sehari-hari. Peroses social dan cultural tersebut bila dilekatkan dengan analisis jender ternyata memunculkan dengan apa yang dinamakan sebagai “ketidak adilan sebagai jender”. Manifase ketidak adilan jender terhadap peranan jender tersebut dapat digambarkan melalui :
a.       Terjadinya marginalisasi yaitu pemiskinan ekonomi terhadap kaum perempuan. Artinya meski pun tidak semua marginalisasi  disebabkan ketidak adilan jendder , namun yang  dipersoalkan dalam analisis jender adalah marginalisasi yang disebabkan oleh perbedaan jender.
b.      Terjadinya subordinasi  pada salah satu kelamin, umumnya pada kaum perempuan. Dalam lingkungan rumah tangga, masyarakat mau pun Negara banyak dibuat tanpa memperhatikan kaum  wanita, ,isalnya digunakan dokrin agama yang mengkondisikan kaum perempuan tidak boleh menjadi pimpinan apa pun , termasuk masalah keduniawian, tidak dipercaya member kesaksian, bahkan tidak berhak atas warisan yang sama bobotnya dengan saudara laki-laki.
c.       Adanya pelabelan negative (stereotype) terhadap jenis kelamin tertentudan akibat dari steretoipe ini memunculkan deskriminasi serta berbagai ketidak adilan jender lainnya. Fenomena ini dapat dipahami adanya keyakinan laki-laki adalah pencari nafkah (bread winner)
d.      Adanya violence atau kekerasan terhadap jenis kelamin tertentu, yang umumnya perempuan sebagai pihak yang menjadi objek kekerasaan. Kekerasaan tersebut ,misalnya:dalam bentuk kekerasaan fisik,seperti:permerkosaan,permukulan sampai kekerasaan dalam bentuk  “halus”,misalnya :pelecehan dan penciptaan ketergantungan.
e.       Pemahaman domestikasi. Perempuan adalah pengolala rumah tangga maka banyak dan lebih lama. Dengan kata laen,domestikasi perempuan adalah mengelola,menjaga,dan memelihara kerapianrumah tangga.
Semua  manifestasi ketidakadilan  jender tersebut saling terkait dan acara dialektika saling mempengaruhi. Manifestasi ketidakadilan itu “tersosialisasi” kepada kaum laki-laki dan prempuan secara mantap,yang lambat laun akhirnya baik-baik laki-laki maupun  perempuan menjadi terbiasa dan akhirnya dipercaya bahwa peran jender itu seolah-oleh merupakan kodrat.
Perspektif Agama terhaadap Jender dalam Transformasi Sosial Budaya
Al Qur’an sebagai rujukan prinsip masyarakat Islam,pada dasarnya menempatkan bahwa kedudukan antara laki-laki ddan perempuan sama. Keduanya diciptakandari satu nafs, di mana yang satu tidakmemiliki keunggulan terhadap yang lain. Persamaan kedudukan antara laki dengan perempuan selain dalam  hal pengambilan keputusan,juga dalam hal ekonomi, yakni untuk memiliki harta kekayaan dan tidaklah suami atupun bapak boleh mencampurin harta (QS. Anisa Nisa:32). Kekayaan itu termasuk yang didapat melalui warisan ataupun yang diperoleh sendiri. Oleh sebab itu, mahar atau maskawin yang dibayarkan oleh  laki-laki  untuk pihak  perempuan sendiri,bukan untukorang tua dan selanjutnya tidak bisa diambil kembali oleh suaminya.  Menggarisbawahi kontesks diatas Ali Engineer(1992) dalam memahami ayat ang berbunyi “laki-laki adalah pengelola atas perempuan”hendaknya dipahami sebagai deskripsi keadaan struktur dan norma sosial masyarakat pada massa itu,dan oleh karenanya norma ajaran. Artinya , ayat tersebut menjelaskan bahwa saat itu laki-laki adalah “manajer”rumah tangga ,dan bukan pertanyaan kaum laki-laki harus mengausai dan memimpin.
Pendaekatan Tafsir Agama Dengan Perspektif Jender
Pada dasar inti ajaran inti ajaran tiap agama, khususnya Agama Islam adalah menganjurkan dan menegakkan keadalian. Al Qur’an, sebagai prinsip-prinsip dasar atau pedoman moral tentang keadalian tersebuat,mencakup berbagai anjuran untuk menegakkan keadilan ekonomi,keadilan politik,cultural,termasuk keadilan jender. Persoalan muncul ketika masyarakat perkembangan zaman. Dalam kaitan itu, guna memahami dan menganalisis tentang apa yang adil dan apa yang tidak adil serta bagaimana mekanisme ketidakadilan yang menjadi prinsip dasar agama,diperlukan suatu kerangka analisis atau bila dipandang perlu meminjam analisis ilmu-ilmu sosial atau politik ekonomi demikian Concluding remarks Komarudin Hidayat yang dapat direkomendasikan dalam Seminar Nasional “Moralitas dalam Format Indonesia Baru “ di UMS,1998.

Penutup
      Sebagai benag merah paparan di atas ,kiranya dapat ditarik kesempulan menjadi sbb:
1.      Jender sebagai suatu konstruksi sosial yang mengatur hubungan wanita-pria yang terbentuk melalui proses sosialisasi. Implikasi jender tersebut adalah suatu konsep yang mengacu pada tatanan peranan dan hubangan antara wanita dan pria dalam keluaraga,masyarakat danpembangunan yang tetap pada konteks sosial,ekonomi dan politik secara universal
2.      Akses,pertisipasi,control kaum wanita terhadap bidang-bidang sosial ekonomi budaya,termasuk kehidupan agama(Islam) secara lengkap dan menyeluruh.
3.      Proses sosial dan cultural tersebut bila dilekatkan dengan analisis jender ternyata memunculkan dengan apa yang dinamakannya sebagai”ketidakadilan jender”. Manifestasi  ketidakadilan jender terhadap peran tersebut dapat digambarkan melalui: Pertmana ,terjadinya marginalisasi. Yaitu pemiskinan ekonomi terhadap kaum perempuan : Kedua, terjadinya subordinasi pada salah satu jenis kelamin, umumnya kepada kaum perempuan ; Ketiga,adanya  pelabelan negatif (steretoipe) terhadap jenis kelamin tertentu , dan akibat dan steretoipe ini munculkan deskriminasi serta sebagai ketidakadilan jender; Keempat, adanya violence atau kekerasaan terhadap jenis kelamin tertentu, yang umumnya perempuan sebagai pihak yang menjadi objed kekerasan;Kelima, pemahaman domestikasi. Perempuan adalah pengelola rumah tangga,makna banyak perempuan menanggung beban kerja domestic lebih banyak dan lebih lama.
4.      Prinsip Al Qur’an terhadap laki-laki dan perempuan adalah sama di mana hak istri diakui sederajat dengan suami(QS.An Nisa:1). Dengan kata lain laki-laki memiliki hak dan kewajiban terhadap perempuan dan atau sebaliknya perempuan juga memiliki hak dan kewajiban terhadap laki-laki,yang ditransformasikannya.